Abaikan Bangun Rumah Impian, Pilih Dirikan Gedung Basket
Kecintaan Andy Djunaidi pada olahraga basket tidak perlu diragukan. Meski tidak menjadi pemain aktif, dia memiliki misi untuk membangkitkan basket di Kota Kediri agar kembali diperhitungkan seperti decade 80-90 an. Demi mewujudkan ambisi itu, dia nekat mendirikan gedung basket di atas tanah yang sebenarnya akan dipakai untuk rumahnya kelak.
Dulu orang menyebut basket di Kediri pasti tidak lepas dari nama Halim. Klub basket yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk tersebut memang pernah icon Kota Kediri seiring dengan prestasi yang ditorehkan dalam kompetisi basket di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, pamor Halim terus meredup. Citra basket Kota Kediri yang dulu diperhitungkan dalam setiap gelaran kompetisi basket pun ikut luntur. Basket Kota Kediri sering dipandang sebelah mata karena sulit untuk meraih prestasi. “Saya ingin basket Kota Kediri kembali diperhitungkan,” kata Andy Djunaidy mengawali perbincangannya dengan wartawan koran ini.
Andy Djunaidy yang akrab disapa Djiang itu setahun belakangan ini mulai dikenal luas oleh pecinta olahraga basket. Ini sejak dia mendirikan gedung basket ‘Indo Court’ yang ada di Kelurahan Balowerti, Kota Kediri.
Sejak didirikan setahun yang lalu, gedung basket itu sekarang ini menjadi langganan anak-anak muda yang ingin berlatih basket. Djiang mengaku, mimpi untuk mendirikan gedung basket tersebut sudah ada di pikirannya semasa remaja.
Djiang mengaku, sebenarnya dia dilahirkan bukan dari keluarga basket. “Ayah saya itu pelatih olahraga seni bela diri Shin Kyokushin dari Jepang,” ungkap Djiang yang lahir 11 Oktober 1981 tersebut. Kecintaannya pada basket tak lepas dari ibunya yang merupakan karyawan PT Gudang Garam. Secara kebetulan, ibunya banyak kenal dengan pemain halim karena sesekali pernah menjadi panitia dalam kejuaraan basket yang digelar oleh Halim. “Saya waktu itu masih kecil dan diajak nonton pertandingan basket di Halim,” terang suami dari Cintria Susilo tersebut.
![]() |
Proses Awal Pembangunan Indo Court |
Dari situ, dia mulai tertarik untuk bermain basket. Tapi sayang, ayahnya kurang setuju dirinya menekuni basket. Menginjak remaja, kecintaannya pada besket kian menggebu. Bahkan dia bermimpi untuk menjadi pemain profesional. “Akhirnya saya masuk ke Halim,” terang pria yang sudah dikaruniai dua anak laki-laki itu.
Tapi lagi-lagi, sang ayah tidak setuju. Bahkan dia sempat diberi ultimatum untuk berhenti dari basket. “Kalau tetap menekuni basket akan diusir, tapi kalau pilih karate akan diperhatikan dan dibiayai,” terang owner Indo Bangunan tersebut.
Ultimatum itu sempat membuatnya khawatir. Tapi Djiang mengaku tetap ngebet ingin menekuni basket. Agar orang tuanya tidak lagi marah, dan dia tetap bisa bermain basket, Djiang punya trik. Ketika sang ayah marah, dia berhenti berlatih untuk sementara waktu. “Dua minggu setelah reda, saya latihan lagi. Ya biar tidak marah, saya juga tunjukkan prestasi di bidang akademik,” tuturnya.
Semasa kuliah, Djiang makin aktif untuk bermain basket. Hingga akhirnya dia berhenti setelah mengalami cedera ligamen lutut. Apalagi orang tua juga menegaskan bahwa basket tidak bisa diharapkan masa depannya. “Akhirnya saya berhenti, tapi saya punya mimpi ingin membangun basket di Kota Kediri,” tegasnya.
![]() |
Final KPL 2014 di Indo Court Kediri |
Sejak tiga tahun lalu, dia kemudian menyampaikan niatan kepada ibunya untuk mendirikan lapangan basket. Waktu itu, orang tuanya kembali menolak. Salah satu alasannya, tanah yang rencana dia pakai untuk mendirikan gedung basket akan dipakai untuk mendirikan rumahnya kelak. Bahkan maket cikal bakal rumah sudah jadi dilengkapi dengan kolam renang serta gazebo. “Dua tahun saya terus merayu ibu saya agar diizini bisa bangun gedung basket ini,” kata Djiang sambil tersenyum.
Setelah berkali-kali, hati ibunya akhirnya luluh dengan catatan Djiang harus mendapat persetujuan dari lingkungan. Begitu syarat tersebut dipenuhi, Djiang langsung membangun gedung basket impiannya itu. Proses pembangunannya pun cukup singkat, yakni hanya 4 bulan saja. “Saya khawatir, kalau pembangunannya lama, pikiran orang tua saya berubah,” tandasnya. Akhirnya tepat di hari ulang tahunnya 11 Oktober 2014, Indo Court resmi dibuka.
Djiang sadar dari awal bahwa gedung basket tersebut tidak bisa diharapkan sebagai lahan bisnis. Sekali lagi Djiang mengaku bahwa dia hanya berfikir simpel bahwa basket di Kota Kediri harus bangkit. Dia juga tidak pernah berfikir soal untung, karena sejauh ini keberadaan gedung basket tersebut belum bisa diharapkan hasilnya dari segi bisnis. ”Tapi punya gedung basket itu bagian dari impian saya. Saya bahagia dan kebahagiaan itu adalah obat,” pungkasnya.
Lokasi Indo Court Kediri :
http://4sq.com/1AsRzxM
Sumber :
- Radar Kediri Jawa Pos
Good
ReplyDeleteKapan2 saya mau main basket disini
Kalau pelatihan basket untuk anak-anak dimana y?
ReplyDeleteDi Indo Court juga ada utk sekolah basket utk anak2, latihan setiap sabtu sore, info lbh jelas langsung datang aja ke indo court
DeleteApakah halim masih aktif min soalnya saya mau latihan disana
ReplyDeletemasih ada tapi hanya pembinaan
DeleteLatihan untuk umum ada nggak ya? Tiap hari apa? Dan bayar berapa?
ReplyDeleteSaya mau gabung disini saya mau dilatih, saya bisa menghubungi siapa ya agar saya bisa masuk disini?
ReplyDelete